Teraskabar.com - Baru-baru ini Erick Thohir Menteri BUMN klaim utang PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mulai menurun sekitar 50 persen, usai restrukturisasi.
Menurut laporan Erick Thohir dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (5/12/2022), Garuda Indonesia sudah mendapat penghasilan bagus di Juni 2022 dengan nilai laba USD3,8 juta dolar.
"Kita lihat secara equity pun itu tadinya minus 53 sekarang minus 1,5 Jadi sudah menurun jauh daripada cengkeraman utang dan lain-lainnya," kata Erick di Jakarta.
Kemudian itu salah satu desakan Menteri BUMN agar kemudian di 2023, Garuda Indonesia boleh mendapatkan PMN. Sebab, tahun kemarin tidak ada perolehan PMN.
"Saya rasa akses dari pada transportasi kita memang membutuhkan jumlah pesawat yang cukup, apalagi dengan wilayah Indonesia negara kepulauan," kata Erick.
Baca Juga: Telkomsel Pastikan Kenyamanan Digital Delegasi KTT G20 Bali, Mulai Produk & Layanan Unggulan
Maka kebutuhan pesawat dalam negeri atau penerbangan domestik sangat penting dan butuh. Seperti contoh di Amerika Serikat, punya sekitar 7.500 pesawat dengan total 306 juta penduduk.
Adapun Indonesia dengan total PDB masih 10 persen dari Amerika Serikat, dan butuh 750 pesawat. "Sekarang ini lebih kurang 550 pesawat yang ada, jadi masih memang membutuhkan. Ini yang sedang dibutuhkan Indonesia," ungkapnya. [*]