Teraskabar.com - Tagar copot kapolda Sumsel trending di Twitter, Selasa 20 September 2022. Mapolda Sumatera Selatan angkat bicara terkait berita terbaru bertagar copot kapolda Sumsel viral di media.
Buntut pencopotan mantan Kapolda Sumatera Barat itu terkait info teraskabar di lapangan jadi trending di Twitter. Lantaran dugaan penanganan mafia tanah di Sumatera Selatan.
Tagar copot Kapolda Sumsel mendapat reaksi dari Polda setempat, Kabid Humas Polda Sumatera Selatan, Kombes Pol Supriadi menyampaikan, pihaknya telah bekerja menangani kasus sesuai prosedur dan profesional.
"Sejumlah kasus tertanganin dengan profesional dan sesuai aturan termasuk soal tanah. Pak Kapolda Sumsel bekerja profesional menangani kasus tersebut," ungkap Kabid Humas Polda Sumsel via handphone selular, Selasa (20/9/2022) sore di Padang.
Sebelumnya media sosial Twitter jadi ramai saat tagar #CopotKapoldaSumsel muncul lalu tren di multiplatform tersebut. Sehingga menyudutkan nama Toni Harmanto sebagai Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Selatan.
Kembali Kombes Pol Supriadi menerangkan, yang beredar di media sosial itu merupakan permintaan orang. Yang jelas sejauh ini Kapolda Sumsel bekerja secara profesional dan taat prosedur dalam menangani sejumlah kasus.
"Yang menilai tentu kan pimpinan (Kapolri), secara pasti bapak kapolda bekerja profesional," papar Kabid Humas Polda Sumatera Selatan.
Viralnya desakan terhadap Kapolda Sumsel Irjen Pol Toni Harmanto. Agar berhenti sebagai pemimpin Mapolda di Sumatera Selatan bermuara dari salah satu akun di medsos Twitter.
Ajakan #CopotKapoldaSumsel tersebut karena dugaan terkait penanganan kasus tanah. Memang, aku Supriadi, Polda Sumsel membentuk tim Satgas Mafia Tanah, dengan melibatkan sejumlah perangkat pimpinan di daerah untuk memberantas mafia tanah.
"Membentuk Satgas Mafia Tanah untuk memudahkan masyarakat melapor ke Polda, dan itu memang permintaan beliau," ucap Kombes Pol Supriadi.
Baca Juga:Dampak Karhutla, 6 Provinsi Alami Penurunan Kualitas Udara
Sebelum viralnya tagar copot kapolda Sumsel hingga tren di Twitter, ternyata Satgas Mafia Tanah terdiri atas Badan Pertanahan Nasional, Kejaksaan termasuk Polda Sumatera Selatan.
"Adanya pembentukan satgas itu sebagai bentuk proses penanganan kasus tanah secara profesional, dan tidak memandang bulu bagi siapa saja yang tersangkut," tutup Kabid Humas Polda Sumsel. [TK]