Teraskabar.com - Sejak tahun 2017 hingga 2022, sejumlah kelurahan maupun kecamatan di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) terdampak banjir. Bahkan membuat 974 KK (Kepala Keluarga) di Kelurahan Teluk Kabung Tengah, Kecamatan Bungus Teluk Kabung menderita.
Ketika kondisi cuaca hujan dengan intensitas lama dan deras, masyarakat di Teluk Kabung Tengah selalu mengungsi hingga terisolir. Dampak banjir selalu menghantui warga yang bermukim di wilayah itu.
"Sejak 2017 hingga sekarang kalau hujan lebih kurang satu jam, sudah bisa merendam permukiman warga," ujar Ketua RW 02 Teluk Kabung Tengah. Senin (3/10/2022).
Banjir merendam rumah warga di sini, katanya, akibat sedimentasi di daerah aliran sungai yang menyebabkan debit air Sungai Ibuang meluap.
"Bencana banjir selain merendam perumahan warga di dekat bantaran sungai. Banjir juga meluas ke semua titik pemukiman warga di Kelurahan Teluk Kabung Tengah, dan juga Kelurahan Teluk Kabung Utara," terang Pardi.
Dampak banjir di dua kelurahan di Bungus Teluk Kabung, sambungnya membuat 73 rumah dan 974 KK menderita. "Jika curah hujan berlangsung lama, merendam rumah warga dan ratusan jiwa di sini," ucap Pardi kepada teraskabar.com.
Desak Pemkot Padang Normalisasi Sungai Ibuang

Menanggapi hal tersebut, Dewan Daerah WALHI Sumbar, Yoni Candra mengatakan, Pemkot Padang perlu dan harus melakukan normalisasi Sungai Ibuang. Sungai ini katanya, miliki panjang ± 1.600 meter (1.6 Km). Lebar 3 meter dengan ketinggian sungai dengan permukaan 30 sentimeter (Cm) di Kelurahan Bungus Teluk Kabung Tengah.
"Beberapa titik terdapat badan sungai dengan permukaan sama rata ini. Karena sendimentasi di Sungai Ibuang akibat material sisa pecahan batuan serta tanah clay, dari aktivitas galian dan pertambangan yang berada di perbukitan yang berada di hulu sungai," terang Yoni Candra.
WALHI Sumbar menawarkan solusi kepada Pemerintah Kota Padang untuk melakukan normalisasi Sungai Ibuang, sekaligus menata hulu sungai.
Baca Juga: Padang Jadi Tuan Rumah KKIN VIII 2022, Wamenaker: Adaptasi Iklim Kerja
"Jika ini terus terbiar dapat mengancam ratusan jiwa warga di Teluk Kabung Tengah, dan mengancam lebih kurang 200 Ha sawah maupun ladang kelola masyarakat. Terminal BBM Teluk Kabung juga bisa ikut terdampak," jelas Yoni. [*]