Teraskabar.com - Danau Maninjau menghadapi berbagai permasalahan lingkungan, sehingga masyarakat dan pemerintah harus terlibat aktif dalam pengelolaannya.
Atas dasar itu, Pemkab Agam melaksanakan program Save Maninjau di Linggai Park Nagari Duo Koto yang mencakup pembersihan Danau Maninjau dari tanaman eceng gondok yang mencemari danau.
Langkah tersebut merupakan salah satu langkah dari 10 program Pemkab Agam, Sumatera Barat dalam upaya penyelamatan Danau Maninjau.
"Salah satu yang mencemari air danau adalah eceng gondok, karena tanaman itu menyebabkan turunnya kadar oksigen di danau sehingga metabolisme air memburuk dan berdampak kepada perikanan," jelas Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Agam, Arif Restu pada Minggu (18/9/2022).
Selain berdampak kepada perikanan, pencemaran itu juga berdampak kepada kebersihan lingkungan di objek wisata Linggai Park.
Oleh karena itu, kegiatan tersebut nantinya akan dikembangkan sebagai wahana air
"Kegiatan ini sudah berjalan sekitar 5 tahun, dan pelaksana oleh tenaga satgas dari masing-masing nagari di Kecamatan Tanjung Raya dengan jumlah 10 orang," ungkap Koordinator gerakan Save Maninjau, Alroza.
Menanggapi program Save Maninjau, Kepala Departemen Advokasi dan Lingkungan Hidup Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Sumbar, Tommy Adam menyebut kegiatan itu sudah seharusnya.
Baca Juga: Mungkinkah Ancaman Gempabumi di Sumatera Barat Bukan Hanya Megathrust
"Eceng gondok adalah salah satu persoalan di Danau Maninjau, selain keramba jaring apung (KJA). Kalau mau memulihkan Danau Maninjau, Pemkab Agam harus mau berupaya agar tidak lagi ada KJA di Danau Maninjau," ungkap Tommy.
Menurutnya, maraknya KJA berdampak pada penurunan kualitas air dan pendangkalan, sehingga merusak lingkungan.
Dengan demikian, ia menilai aktivitas budidaya KJA tidak berdampak efektif terhadap perekonomian masyarakat karena tidak mendukung pemanfaatan lingkungan secara berkelanjutan.
"Sebagian besar pemilik KJA adalah investor dari luar daerah, bukan masyarakat setempat," tambahnya.
Selain itu,menurutnya Danau Maninjau adalah salah satu danau terindah di Indonesia, sehingga berpotensi wisata.
"Di dekat danau juga ada rumah Buya Hamka, bisa jadi tujuan wisata sejarah," tambahnya.
Selain untuk wisata, kawasan di sekitar juga potensial untuk kegiatan pertanian, perkebunan, dan kehutanan
Baca Juga: Gawat! 4 Ribu Rakyat Papua Demo Save Lukas Enembe
"Terlebih di kawasan Danau Maninjau, terdapat hutan konservasi dan hutan lindung," ungkapnya.
Seharusnya, masyarakat bersama OPD bisa bekerja sama untuk mengembangkan perekonomian yang tidak merusak lingkungan di sekitar untuk Save Danau Maninjau.[Daffa Benny]