Teraskabar.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati berupaya dorong reformasi kesehatan saat presidensi G20 Indonesia 2022. Salah satunya dengan membuat fasilitas keuangan sebagai bentuk dukungan pada dunia luar hadapi pandemi.
Fasilitas itu kemudian kata Menkeu Sri Mulyani adalah financial intermediary facility. Alasan mendirikan fasilitas keuangan sebagai penguatan terhadap kesehatan, karena menurut para ilmuwan kalau pandemi akan berulang.
"Maka Indonesia dan dunia harus lebih siap agar kalau nanti terjadi pandemi berikutnya, kita sudah memiliki persiapan yang lebih baik dari sebelumnya," kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, di UOB Annual Economic Outlook 2023 bertajuk “Emerging Stronger in Unity and Sustainably." Kamis (29/9/2022).
Pandemi menurut Menkeu Sri Mulyani, bukan saja menyerang neraca keuangan melainkan nyawa manusia. Ancaman terhadap nyawa manusia punya konsekuensi kepada policy pembatasan.
Pembatasan itu menerkam para pelaku usaha kecil, dan itu terlihat jelas. Hingga meninggalkan efek atau istilahnya scarring effect.
"Scarring effect bukan saja melanda Indonesia melainkan dunia, dan berdampak luas dan nyaris melampaui krisis keuangan yang pernah terjadi pada 1997-1998 dan 2008-2009 di Indonesia," papar Sri Mulyani.
Sebagai bantalan sosial bagi masyarakat maupun pelaku usaha kecil menengah itu melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Sehingga bisa menekan scarring effect.
APBN juga bisa sebagai shock absorber untuk menahan guncangan akibat gelombang volatilitas harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Menurut Menkeu Sri Mulyani, kalau itu terbiar masuk ke Indonesia dan tidak punya bantalan. Ia memastikan masyarakat maupun pelaku usaha kecil menengah berhadapan langsung dengan guncangan gelombang kenaikan harga.
"Maka APBN menjadi shock absorber, dan pemerintah telah melakukan berbagai kebijakan keuangan secara extraordinary dan luar biasa," cakap Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati.
Meski pemerintah punya solusi tentu perlu kehati-hatian, harus fleksibel dan akuntabel untuk hadapi berbagai ketidakpastian global. "Mulai dari penyakit, climate change, dan geopolitical tension," urai Menkeu Sri Mulyani Indrawati.
Baca Juga: Rekrutmen Guru ASN P3K Pakai Pola Tertutup dan Terbuka, Berikut Kategori Pelamar
Itulah alasan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati berupaya mendorong reformasi kesehatan. [*/TK]