Teraskabar.com - Bank sentral (Central Bank) memberikan izin terhadap liberalisasi investor asing setelah adanya larangan pembatasan valuta asing (valas) yang termaktub dalam pasar keuangan Rusia 2023-2025.
Bank Rusia saat ini dapat bernafas lega, akan tetapi mereka tetap mempertimbangkan opsi liberalisasi dalam kaitan dengan beberapa negara yang dianggap tidak cocok bagi Rusia.
Bukan itu saja Bank Sentral juga melakukan pengurangan terhadap nilai aset, serta kelebihan transaksi mata uang dari organisasi yang bukan mata uang Rusia. Keringanan lain dari Central Bank terhadap Bank Rusia ialah dengan menentukan daftar mata uang asing atau valuta asing untuk pelunasan saham dalam pasar modal, baik terhadap lembaga kredit dan lembaga keuangan non-bank.
Maret 2022, Presiden Vladimir Putin meneken dekrit valuta asing atau mata asing, yang mana Bank Sentral kata Putin telah menerima kewenangan tersebut.
Salah satu dri kewenangan itu ialah terkait penentuan jumlah pembayaran DP berdasar investasi asing baik itu pengusaha di Rusia maupun non-Rusia.
"Rusia memberikan izin kepada siapa saja dalam berinvestasi di Rusia dalam menumbuhkan ekonomi negaranya. Hanya saja tidak bisa melakukan konversi bilamana terjadi jual beli dengan menggunakan mata uang asing. Keputusan tersebut berlaku sampai 31 Desember 2023," isi dari dekrit dan kebijakan Federasi Rusia terhadap valas.
Walau liberalisasi pembatasan valuta asing terhadap Rusia mendapat kelonggaran seiring dengan saksi. Bank Rusi dan Federasi tetap memantau pergerakan saham perusahaan maupun perorangan yang melakukan transaksi terhadap nilai jual menggunakan mata uang Rusia.
Kalau sebelumnya pembatasan transaksi mata uang Rusia dengan mata uang asing senilai $5.000 per bulan, sekarang sudah naik menjadi $1 juta per bulan sejak Juli.
Ekonomi Rusia memang terpuruk sejak operasi militer di Ukraina, negara-negara Barat memberlakukan sanksi terhadap Rusia. Para pengguna Visa dan atau Mastercard Rusia terancam tidak bisa membelanjakan uangnya jika membeli barang dari luar Rusia.
Pengaruh perang antara Ukraina-Rusia berdampak terhadap candangan emas dan devisa Rusia. Negara yang dipimpin Putin itu terpaksa menerima saksi pembekuan senilai $300 miliar.
Baca Juga: PermataBank Raih Penghargaan “The Consistent Bank in Mortgage Product and Process”
Bukan itu saja, Bank Rusia juga tidak dapat melakukan traksaksi serta share informasi antar perbankan, seperti SWIFT. Akibat dari regulasi dari Bank Sentral terhadap Bank Rusia berdampak terhadap Sberbank, VTB, Otkritie, MKB, Rosselkhozbank dan lainnya. [*]