Teraskabar.com - Meta mengumumkan telah membongkar jaringan akun Facebook dan Instagram Rusia untuk menyebarkan informasi yang salah (dengan sengaja) untuk membingungkan orang lain di seluruh Eropa.
Operasi penyebaran informasi di sejumlah negara Eropa tersebut mulai sejak perang Ukraina, medio Mei 2022. Terdapat 60 situs web yang meniru organisasi berita di seluruh Eropa menyebarkan informasi yang salah.
Meta menyebutkan operasi disinformasi tersebut target negaranya ialah Italia, Jerman, Prancis, Inggris termasuk Ukraina.
Meta menyebut para pelaku menyebarkan konten palsu terkait perang di Ukraina dan efek samping bagi benua Eropa.
Salah satu artikel tentang berita hoax itu, yakni kritik terhadap Ukraina dan pengungsi, serta berita tentang pujian terhadap Ukraina dan beberapa pendapat terkait pemberian saksi oleh Barat untuk Rusia akan menjadi bumerang.
"Kami menghapus jaringan besar yang berasal dari Rusia dan menargetkan beberapa negara. Operasi di mulai pada Mei tahun ini dan berpusat di sekitar jaringan luas lebih dari 60 situs web. Mereka dengan hati-hati meniru beberapa kantor berita resmi di Eropa, termasuk Spiegel. The Guardian, Bild, dan ANSA," melansur laporan kanal Meta, Rabu (28/9/2022).
Meta juga menyampaikan dalam laporan itu, bahwa para pelaku mengunggah artikel asli yang mengkritik negara Ukraina maupun para pengungsi. Kemudian memberikan dukungan kepada Rusia dan berpendapat bahwa sanksi Barat terhadap Rusia akan menjadi bumerang.
Berikut Daftar Domain yang Meniru Situs Kantor Berita Resmi:
Avisindependent[.]eu 6/3/2022 Prancis
bild[.]foto 6/6/2022 Jerman
rrn[.]dunia 6/6/2022 Kelipatan
dailymail[.]top 6/10/2022 Inggris
republik[.]hidup 13/6/2022 Italia
delfi[.]life 15/6/2022 Latvia
dailymail[.]cam 23/6/2022 Inggris
dailymail[.]cfd 23/6/2022 Inggris
20minuts[.]com 28/6/2022 Prancis
ansa[.]ltd 28/6/2022 Italia
spiegel[.]ltd 29/6/2022 Jerman
theguardian[.]co[.]com 7/7/2022 Inggris
Modus operandi dari para pelaku dengan mempromosikan artikel dan juga meme asli dan video YouTube di banyak layanan internet. Termasuk Facebook, Instagram, Telegram, Twitter, situs web petisi Change.org dan Avaaz, dan bahkan LiveJournal.
"Amplifikasi di media sosial, di sisi lain, terutama mengandalkan iklan kasar dan akun palsu. Faktanya, di platform kami, sebagian besar akun, Halaman, dan iklan terdeteksi dan dihapus oleh sistem otomatis kami bahkan sebelum kami memulai penyelidikan.” melanjutkan laporannya. "Bersama-sama, kedua pendekatan ini bekerja sebagai upaya menghancurkan dan merebut lingkungan informasi, daripada upaya serius untuk mendudukinya dalam jangka panjang."
Meta Bongkar Akun Palsu Media Sosial
Menurut laporan Meta terdapat sejumlah akun yang telah mereka deteksi, akun tersebut melakukan penyebaran informasi palsu alias berita bohong (hoax). Terdapat 1.633 akun baik itu akun Facebook maupun Instagram, selanjutnya terdapat 703 Halaman, dan terdapat grup berisi 29 akun di Instagram.
Secara detail Meta membeberkan jumlah dari masing-masing pengikut terdapat 4.000 follower, yang mengikuti lebih dari satu akun. Setidaknya ada 10 akun bergabung dalam grup yang sama dengan member 1500 akun, itu terdapat di Instagram.
Rata-rata pengeluaran dana promosi artikel yang berisi informasi menyesatkan di Eropa, terkait perang Rusia dan Ukraina mencapai $105.000 untuk iklan di Facebook dan Instagram. Semua proses pembayaran menggunakan mata uang dolar AS dan Euro.
Sebelumnya Meta juga pernah menggagalkan operasi Cina tentang politik domestik Amerika Serikat (AS), operasi penyebaran berita bohong menyasar Republik Ceko.
Operasi penyebaran berita bohong tersebut dengan memanfaatkan Facebook, Instagram, Twitter, termasuk dua platform petisi di Czechia. [*/TK]
NB: Laporan ini ditulis Pierluigi Paganini (anggota SecurityAffairs)