Teraskabar.com - Bank sentral Australia pada Jumat (4/11/2022) menurunkan prospek pertumbuhan ekonomi, akibat kenaikan suku bunga sehingga perlu menurunkan inflasi yang mengancam demi menghindari resesi ekonomi.
Menurut laporan Reserve Bank of Australia (RBA) memperkirakan inflasi terjadi setelah memprediksi kenaikan gaji tenaga kerja di tahun mendatang, sehingga dari prediksi tersebut berdampak pada pemangkasan tenaga kerja per tahun.
Dorongan PHK seiring dengan kenaikan suku bunga, pengaruh inflasi pun menurut bank sentra Australia itu (RBA) inflasi akan kembali di kisaran 2-3 persen setelah akhir tahun 2024.
"Setelah melewati resesi 2023 baru bisa mengendalikan inflasi di angka 2 atau tiga persen. Sehingga saat ini banyak tantangan dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi. Para dewan dan pakar perbankan berusaha mencari celah untuk menstabilkan ekonomi dalam negeri tetap seimbang walau itu perih," menurut laporan Reserve Bank of Australia, Jumat 4 November, 2022.
Adapun harga listrik dan gas di Australia bisa meningkat tajam, dengan memproyeksikan di angka 20-30 persen tahun mendatang. Ini berkemungkinan menghambat laju inflasi dari target semula, adapun bencana alam juga memberi pengaruh terhadap ekonomi.
Adapun inflasi konsumsi masyarakat Reserve Bank of Australia memprediksi 8 persen sampai akhir tahun. Artinya naik 7,75 persen (%) setelah semula memprediksi itu terjadi di bulan Agustus.
Rata-rata sektor yang bersentuhan langsung dengan inflasi perlu pemangkasan, inflasi akan terus meningkat 6.5 persen sampai akhir tahun 2022 atau merangkak 5 persen dari angka sebelumnya 6,0 persen.
"Menekan laju inflasi dengan ketidakpastian ekonomi saat ini dapat tercapai secara bertahap 3,2 persen sampai akhir 2024," tulisnya.
Hanya saja dari balik itu ada hikmah buat pemerintah Australia, inflasi jangka pendek serta pertumbuhan upah ketenagakerjaan tetap stabil seiring penekanan terhadap laju inflasi.
Pertumbuhan upah tahunan akan meningkat menjadi 3,1 persen tahun ini, dan itu bisa saja melonjak naik di angka 3,9 persen di tahun 2023 dan 2024.
Bank sentral Australia saat ini menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada hari Selasa ke puncak sembilan tahun 2,85% (persen), membawa pengetatan ke 275 basis poin sejak Mei. Itupun turun ke angka 25 basis poin pada Oktober lalu.
Baca Juga: Resesi 2023 dan Inflasi Dunia, Kroasia Pindah Mata Uang Euro
Mengutip alasan penurunan, RBA mengatakan bahwa kebijakan tersebut berjalan dengan lambat dan efek dari suku bunga yang tinggi, walau belum terasa terhadap transaksi hipotek dan anggaran rumah tangga.
RBA juga mengakui bahwa inflasi yang tinggi mengikis pendapatan ketika terjadinya resesi secara global. [*]