Teraskabar.com - Srikandi Kelompok Siaga Bencana (KSB) Kota Padang rayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-2, Rabu (12/10/2022). Anggota relawan terdiri dari perempuan itu hingga kini masih tetap membantu masyarakat, yang terdampak bencana.
HUT ke-2 Srikandi KSB Kota Padang menurut Dewi Suryani, merupakan momen untuk tetap menjadi relawan kesiapsiagaan bencana di Padang, Sumatera Barat.
Sejak terbentuk hingga sampai saat ini kata Dewi, Srikandi Kota Padang tetap aktif turun ke lapangan, dan selalu berkoordinasi dengan BPBD Padang dalam melakukan kegiatan sosial di lingkungan kecamatan yang ada di Padang.
"Kami pun juga mendapat peralatan dari BPBD untuk menunjang kegiatan Srikandi," ungkap Dewi Surywani kepada wartawan teraskabar, Rabu (12/10/2022) malam.
Tidak lupa koordinator Srikandi KSB Kota Padang itu mengajak masyarakat di tingkat kecamatan dan kelurahan, agar tetap siap siaga dalam menghadapi kondisi cuaca ekstrem yang telah beberapa minggu ini terjadi.
Ia menuturkan, BNPB juga telah memberikan instruksi lewat siaran dan pemberitahuan secara umum, bahwa pemangku kepentingan dan lembaga harus bersiap menghadapi kondisi cuaca ekstrem di daerah masing-masing.
"Selain kami bekerja di bawah koordinasi BPBD Padang, kami Srikandi gelar sosialisasi cegah bencana sejak dini. Mulai dari datang ke komplek perumahan warga, dan juga melakukan aksi gotong royong bersama-sama," ucapnya.
Menghadapi cuaca ekstrem, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto meminta setiap kepala daerah maupun lembaga siaga hadapi kesiapsiagaan cuaca ekstrem.
Sebab bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, pohon tumbang merupakan dampak cuaca ekstrem. Ini merupakan bencana yang sudah berada di depan mata.
Menurut catatan BNPB, sejak 1 Januari - 9 Oktober 2022, peristiwa banjir sebanyak 1.083 kali, cuaca ekstrem 867 dan tanah longsor 483 kejadian.
Menyusul cuaca panas berkepanjangan dengan potensi bencana kekeringan hingga kebakaran hutan dan lahan. Pada periode yang sama sebanyak 239 peristiwa, gempabumi dan gunungapi 21 peristiwa, gelombang pasang atau abrasi 21 dan kekeringan 4 kejadian.
Akibat dari rentetan bencana tersebut, sebanyak 160 jiwa meninggal dunia, 28 hilang, 790 luka-luka dan 3.193.001 terdampak bencana.
Baca Juga: Bencana Hidrometeorologi Depan Mata, BNPB: Siaga Cuaca Ekstrem
"Untuk itu, pimpinan daerah dan segenap jajaran agar segera melakukan apel kesiapsiagaan dalam rangka mengetahui dan mengecek kesiapan alat, perangkat, dan personel untuk menghadapi bencana banjir, longsor akibat cuaca ekstrem,” kata Suharyanto dalam keterangannya, Selasa (11/10/2022). [*]