Teraskabar.com - Gempa mengguncang Aceh dan pesisir barat Sumatera Utara, Sabtu 24 September 2022. Menurut Seismologist BMKG, Andrean Simanjuntak, gempa ini merupakan aktivitas tektonik dari zona subduksi Sumatra (Sumatera).
"Gempa 24 September 2022 mengguncang Meulaboh, Aceh pada kedalaman 22 km, memiliki mekanisme patahan naik (thrust fault)," ungkap Andrean Simanjuntak kepada teraskabar.com.
Menurut analisa gempanya terjadi pada bagian atas antara interior lempeng oseanik Indo-Australia dan kontinen Eurasia.
Distribusi gempa bumi bangkit karena adanya pergerakan subduksi miring Lempeng Oseanik Indo-Australia yang menunjam Lempeng Benua Eurasia dengan laju geser 5-6 cm/tahun.
Pada sistem tektonik Sumatra, gempa bumi di Meulaboh merupakan tipe gempa interface yang berasal dari aktivitas tektonik di zona subduksi.
Selain itu, gempa Meulaboh juga berada pada zona Megathrust Aceh-Andaman, yang sebelumnya pernah membangkitkan gempa dahsyat pada 2004, dengan magnitudo 9.0 dan berpotensi tsunami.
Baca Juga Gempa Bumi Magnitudo 6,4 Guncang Pantai Barat Sumatera Utara, Terasa di Meulaboh
"Dalam beberapa kasus, aktivitas gempa interface memiliki potensi untuk mempengaruhi seismisitas pada patahan aktif, yang tersegmentasi di sepanjang daratan Aceh. Yang bergerak pada arah dekstral atau menganan," bebernya.
Gempa Meulaboh-Aceh Tipe Gempa Interface Signifikan

Secara historis, beberapa kejadian gempa bumi interface sangat signifikan dan berpotensi merusak pernah terjadi antara lain gempa padang 2007, gempa Bengkulu 2007, dan di awal Januari terdapat gempa M 6 di daerah Banten.
Sebelumnya di Aceh pernah terjadi magnitudo 9.0 pada tahun 2004. Umumnya, gempa-gempa yang terjadi di zona interface memiliki pelepasan energi seismik yang besar. Karena di bangkitkan oleh mekanisme naik dengan dimensi patahan yang besar, lalu turut spektrum guncangan yang luas.
Pada tahun ini, terdapat dua gempa skala M 5 pada bulan Maret akibat aktivitas subduksi di pesisir barat Aceh. Getaran terasa hingga III MMI di daerah Simeuleu serta terakhir pada Senin, 20 Juni terjadi gempa pada kedalaman 77 km dengan magnitudo 4.8 denan skala intensitas sekitar III - IV MMI.
Baca Juga: Semen Padang vs Persiraja Banda Aceh, Jadwal dan Link Nonton Live Streaming
Terakhir, gempa signifikan pernah terjadi pada 05 Maret 2022, pukul 19:02:39 WIB dengan magnitudo 5.9. Yang mana getaran cukup kuat hingga IV MMI, dan juga gempa pada 31 Juli 2022, pukul 10.03.16 WIB, dengan M 5.6.
Gempa itu berlokasi tidak jauh dari gempa Meulaboh dan skala intensitas cukup kuat di rasakan masyarakat. "Sejauh ini, monitoring BMKG Aceh Besar belum menemukan informasi gempa susulan dari gempa Meulaboh yang barusan terjadi," ungkap Andrean Simanjuntak.
Senior Geophysicist ini menambahkan, masyarakat tidak perlu khawatir dan panik dalam menanggapi informasi yang tidak benar dan berlebihan.
"Gempa yang terjadi barusan tidak ada fenomena Tsunami, hingga pada pagi menjelang siang ini, serta tidak ada laporan kerusakan," imbuhnya.
BMKG meminta masyarakat bisa memahami kondisi kegemparan di daerah tempat tinggal. Selalu waspada dan tetap mengikuti informasi resmi terkait gempa bumi dari media sosial BMKG dan kanal-kanal berita yang valid. [Fahzian Aldevan]