Teraskabar.com - Dampak perang Rusia-Ukraina membuat transisi energi di Indonesia tidak stabil. Hal itu kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
"Perlu langkah-langkah dari SKK Migas dengan menyikapi iklim investasi, serta pengaruh global," kata Airlangga Hartarto saat 3rd International Oil and Gas Conference (IOG 2022) yang berlangsung secara hybrid di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali.
Dampak pengaruh perang Rusia-Ukraina terjadi harga tinggi, mulai dari gas mapun Bahan Bakar Minyak (BBM) di dalam negeri.
Justru itu kata Airlangga Hartarto, transisi energi harus dihadapi bersama. "Pemerintah dorong investasi hulu migas tetap berjalan kondusif. Supaya ada peningkatan produksi, maka berbagai kebijakan harus ada untuk mendorong minat investasi," paparnya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membongkar rahasia utama dari pertemuan KTT G20, bahwa ada kesepakatan bersama antara kepala negara di berbagai bidang, termasuk energi.
"Transisi energi masuk dalam pembicaraan dan salah satu kesimpulan untuk capai energi ramah lingkungan," katanya.
Sementara itu melansir data dari Dana Moneter Internasional (IMF), memprediksi kalau pertumbuhan ekonomi global 3,2 persen akan tertekan di 2023 pada angka 2,7 persen. IMF juga menyebut kalau inflasi di tahun 2022 8,8 persen, dan turun secara global di angka 6,5 persen di 2023.
Baca Juga :Harga BBM Turun, Simak Perbandingan di SPBU Pertamina, BP-AKR, Vivo dan Shell
Prediksi dari IMF tersebut, Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,7 persen di triwulan ketiga tahun 2022. Kemudian inflasi menurun dari 5,9 periode Agustus seiring kenaikan BBM saat itu,, tercatat di angka 5,7 persen pada bulan Oktober.
“Berdasar data tersebut Indonesia salah satu negara the brights spot," pungkas Airlangga. [*]