Teraskabar.com - WALHI Sumatera Barat (Sumbar) menyorot terkait sedimentasi Daerah Aliran Sungai Ibuang, Kelurahan Teluk Kabung Tengah, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kota Padang. Menurut Yoni Candra Dewan Daerah Walhi Sumbar, Jumat (2/12/2022) kondisi DAS tersebut sangat memprihatinkan.
Lanjut, Yoni Candra, apalagi kalau kondisi cuaca ekstrem, sudah pasti membuat debit air dari hulu tidak terbendung. Sehingga mengakibatkan permukiman warga terendam air, dan kawasan itu banjir.
Ia menuturkan, kondisi daerah Teluk Kabung Tengah perlu perhatian dari pemerintah Kota Padang. Ini bukan kali pertama bencana mengancam masyarakat yang berada di sini.
Masih kata Yoni Candra, sejak 2017 dan masih sampai tahun ini, kondisi di wilayah selalu terancam bencana alam banjir. "Jika hujan berlangsung lebih kurang 1 jam, sudah dapat kami pastikan air Sungai Ibuang meluap, dan merendam permukiman warga".
Perhatian Pemerintah Kota Padang kata Yoni Candra, terhadap daerah kelurahan Teluk Kabung Tengah dan juga Kelurahan Teluk Kabung Utara yang kerap terendam banjir.
"Asal abang tahu, sebanyak 73 rumah termasuk warga di sini harus menanggung risiko bencana. Sementara pemerintah seakan tutup mata," ucap Yoni.
Apakah sudah melaporkan ke Wali Kota Padang atau Pemkot? "Kami sudah kirim surat bersama warga untuk audiensi, tapi tidak ada respon. Kami minta hearing bersama untuk memecahkan persoalan tersebut, tapi tidak pernah dari walikota menanggapinya," jabar Yoni Candra Dewan Daerah Walhi Sumbar.
"Kami selalu dibenturkan dengan jadwal walikota yang padat jajarannya, bukankah mitigasi bencana adalah upaya bersama? bagi kami ini sangat aneh sekali," sambungnya.
Menurut data dari WALHI Sumatera Barat, sungai tersebut miliki panjang lebih kurang 1.600 meter dan atau 1.6 Kilometer, dan hanya memiliki lebar 3 meter dengan ketinggian sungai dengan permukaan 30 sentimeter.
"Kalau pemerintah kota tidak merespon dan tanggap bencana, maka dapat kami pastikan nyawa masyarakat di lokasi ini terancam dan kesejahteraan mereka terganggu," cakap Yoni.
Pasalnya di daerah warga Teluk Kabung Tengah merupakan petani dan peladang. Ancaman secara material adalah 200 Ha sawah dan ladang bisa terancam gagal panen.
Baca Juga: Tsunami Fun Drill: Wadah Info dan Pengetahuan Kesiapsiagaan Bencana Padang
Pemicu ancaman bencana di daerah itu seperti apa? Jawab Yoni, ini karena sedimentasi di Sungai Ibuang, yang mana umumnya diakibatkan material sisa pecahan batuan serta tanah clay.
"Itu penyebab keterancaman akibat adanya aktivitas galian dan pertambangan yang berada di perbukitan yang berada di hulu Sungai Ibuang," tandasnya.
BNPB dan BMKG Minta Daerah Siaga Hadapi Cuaca Ekstrem
Menghadapi cuaca ekstrem, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto meminta setiap kepala daerah maupun lembaga siaga hadapi kesiapsiagaan cuaca ekstrem.
Arahan Kepala BNPB tersebut tertuju bagi pemangku jabatan di daerah, mulai pimpinan daerah provinsi, kabupaten/kota, perangkat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), unsur TNI, Polri, relawan termasuk masyarakat se-Tanah Air melalui Rapat Koordinasi Nasional BNPB-BPBD untuk Kesiapsiagaan Menghadapi Potensi Cuaca Ekstrem di Jakarta, Senin (10/10/2022).
"Bencana sudah menjadi standar pelayanan minimum pemerintah daerah. Segenap komponen pemerintah daerah segera melaksanakan apel kesiapsiagaan untuk mengecek kesiapan alat, perangkat dan personil," tegas Suharyanto.
Kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem berdampak terhadap masyarakat, mulai dari banjir, banjir bandang, angin kencang dan tanah longsor.
"Untuk itu, pimpinan daerah dan segenap jajaran agar segera melakukan apel kesiapsiagaan dalam rangka mengetahui dan mengecek kesiapan alat, perangkat, dan personel untuk menghadapi bencana banjir, longsor akibat cuaca ekstrem,” kata Suharyanto dalam keterangannya, Selasa (11/10/2022). [*]