Teraskabar.com - Polda Sumatera Barat (Sumbar) dan Polres Sawahlunto secara bertahap mengungkap peristiwa ledakan tambang PT NAL Sawahlunto, Sumatera Barat (Sumbar) memakan 10 korban jiwa meninggal dan empat luka-luka.
Bahkan penyidik di Polres Sawahlunto telah meminta keterangan saksi, terutama dari PT Nusa Alam Lestari (PT. NAL). Menurut info dari sumber Mapolres Sawahlunto, penyidik memeriksa Kepala Teknik Tambang PT NAL dan mencecar sekitar 30 pertanyaan.
Hingga saat ini kepolisian masih melakukan pendalaman atau menginvestigasi peristiwa tambang meledak di Sawahlunto, Sumbar yang memakan korban jiwa.
Sementara itu Dian Firdaus, Kepala Teknik Tambang PT NAL mengaku, kalau pihaknya telah memberlakukan standar operasional pelaksanaan (SOP) di area penambangan.
Dian Firdaus menerangkan, Selasa (13/12/2022) di Padang, pihaknya dalam pelaksanaan penambangan telah sesuai SOP, dan sebelum aktivitas penambangan melakukan brifing. Salah satunya memastikan segala aspek mulai dari monitoring gas di setiap kolom bawah lubang tambang.
Baca Juga: LBH Padang Curigai Tambang Meledak Sawahlunto Tak Kantongi Permen 5 tahun 2018
"Kami juga memastikan pengangkutan dari bawah tanah keluar aman, termasuk pengecekan tenaga dan pemasangan lainnya dan sesuai standar operasional," kata Dian Firdaus di Padang.
Kepala Teknik Tambang yang telah bekerja sejak 2009 di PT NAL menerangkan kembali, sebelum aktivitas penambangan, Jumat (9/12/2022). Terlebih dahulu pengawas lobang melakukan pengecekan guna memastikan keadaan semua aman salah satunya dari tekanan gas.

Dian menerangkan, pihaknya memakai alat pendeteksi gas atau gas detector untuk mengukur tekanan berbagai gas yang terdapat di dalam lobang.
"Hasil dari gas detector memperlihatkan angka gas metan (metana) 0 persen, gas H2S 0 persen, selanjutnya karbon dioksida (carbon dioxide) 0 persen, dan oksigen (oxygen) berada di angka 20,09 persen," ungkap Dian Firdaus.
Berdasar dari catatan hasil penilaian itu menurut Dian, bahwa lubang tambang aman. Setelah semuanya di rasa aman.
Baca Juga: Investigasi Kematian 10 Pekerja Tambang Sawahlunto, Ombudsman RI Turun Gunung
"Pengawas memandu pekerja tambang untuk masuk ke dalam lobang untuk melakukan aktivitas pertambangan," tutur Dian Firdaus, mantan pejabat bagan perencanaan itu.
Saat aktivitas tambang berlangsung sekira 15 menit dari waktu pengukuran 07.30 WIB di awal. Tiba-tiba terjadi letupan, disertai keluarnya asap tebal berbau gas dari liang tambang itu.
Adapun para pekerja tambang sebanyak 14 orang yang merupakan korban dari letupan tersebut berada di dalam tambang.
Hingga akhirnya tim SAR gabungan TNI/Polri dan warga sipil mengevakuasi para korban dari dalam tambang.
"10 meninggal dunia dan empat lainnya mengalami luka-luka atau mengalami luka bakar serius dan sedang dalam penanganan medis di rumah sakit," tutur Kepala Seksi Operasional Basarnas Padang Octavianto, usai mengevakuasi korban tambang batu bara, Jumat (9/12/2022).
Baca Juga: SAR Padang Evakuasi Korban Terakhir Ledakan Tambang Batu Bara Sawahlunto, 10 Meninggal Dunia