Teraskabar.com - Ketua Organda Padang Mastilizal Aye memastikan harga tarif angkutan kota naik berdampak terhadap dua sisi. Hal ini sebagai bentuk respon atas aksi unjukrasa angkot jurusan Pasar Raya-Lubuk Buaya tempo hari.
Mastilizal Aye mengemukakan, bahwa ketika tarif angkot di Padang kembali naik, ini memicu dua hal.
"Kalau bukan masyarakat yang menjerit, bisa saja sebaliknya angkotnya menjerit," kata Mastilizal Aye di DPRD Kota Padang, Sawahan, Padang Timur, Selasa (24/1/2023).
Katanya lagi, angkutan kota merupakan moda transportasi masyarakat di Kota Padang termasuk bus Trans Padang. Bicara soal tarif keduanya memang ada selisih mata uang, hanya saja soal tarif angkot perlu kajian.
Mastilizal Aye menerangkan, bahwa harga tarif angkot Padang juga sudah naik saat harga BBM merangkak naik.
"Masa tarif naik lagi, kan sudah. Jika ada upaya seperti itu butuh kajian lagi," katanya.
Keterlibatan semua unsur harus ada, mulai Dinas Perhubungan, Organda, DPRD Padang. Misalnya jika itu bicara kenaikan tarif, dishub perlu kaji berbagai hal.
Hitung operasional, bahan bakar minyak, suku cadang, rute atau jarak termasuk kerusakan.
"Nah, dari kajian itu kemudian rembuk bareng anggota DPRD guna mengakomodir dari aspirasi tersebut. Jadi, memang membutuhkan pertimbangan," kata Mastilizal Aye.
Anggota DPRD Padang dari Fraksi Partai Gerindra itu mengemukakan lagi, adanya dorongan pemilik angkot soal tarif lantaran ada isu soal tarif ongkos bus Trans Padang.
Mastilizal Aye melihat tidak ada keuntungan besar, sebab pengelolaan dan keuntungan merupakan tanggung jawab Pemkot Padang.
Ia kemudian menawarkan solusi agar pemilik angkot kolaborasi dengan pemkot padang untuk menyediakan bus Trans Padang.
"Jika memang pemilik angkot merasa tidak meraup keuntungan dan atau memang aktivitas angkot tidak lagi menjanjikan. Bukankah tiga angkot itu serupa dengan satu bus Trans Padang, nah yang mana lagi yang tidak menguntungkan," sebut Mastilizal Aye.
Sebelumnya sejumlah angkutan kota menggelar protes dengan mogok dan unjukrasa, Rabu (18/1/2023). Para sopir dan pemilik menuntut agar tarif harga angkot naik. [*]