Teraskabar.com — Pendeklarasian Anies Baswedan oleh Partai NasDem bukanlah ancaman serius bagi PDI-P maupun Partai Golkar. Sebelumnya, Minggu (9/10/2022). Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyampaikan, pertemuan Puan dan Airlangga jangan langsung menerka sebagai sinyal PDI-Perjuangan gabung dengan KIB.
"Jadi, ini salah satu proses demokrasi, monggo-monggo (silakan) saja. Tentu saja, bagaimana kemudian bisa maju (sebagai calon) atau masuk nantinya bisa maju dalam kontestasi 2024, ya, perlu satu aturan dan kesiapan dan kecukupan untuk mengusung seseorang atau calon untuk maju dalam kontestasi tersebut. Itu merupakan salah satu proses dinamika berdemokrasi," Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Puan Maharani.
Menurut Puan, PDI-P memiliki momentumnya sendiri untuk mengumumkan atau memilih seseorang untuk nantinya maju dalam kontestasi Pilpres.
Puan Maharani mengatakan, PDI-P telah bersepakat dan telah memetakan kapan waktunya bertanding, "Tujuan utama tentunya untuk kesejahteraan rakyat Indonesia serta bangsa dan negara," kata Puan Maharani.
Sementara itu kata Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP PDI-P Bambang Wuryanto, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menilai kalau deklrasi NasDem terhadap Anies Baswedan sebagai Capres 2024 bukan suatu ancaman.
"Anies masih berstatus sebagai bakal capres, belum capres. Itu baru bakal calon presiden," ungkap Bambang.
Sementara itu melansir dari Kompasdotid, Wakil Ketua Umum Golkar Ahmad Doli Kurnia Tandjung mengatakan, Partai Golkar menghormati keputusan Nasdem soal deklarasi bakal capres, termasuk partai politik lainnya yang telah melakukan deklarasi bakal calon presiden.
Sejauh ini kata Ahmad Doli Kurnia, Partai Golkar masih berpegang teguh terhadap Musyawarah Nasional (Munas) Golkar 2019. Salah satu hasilnya Golkar mencalonkan Airlangga Hartarto sebagai bakal Capres 2024.
"Bukankah persyaratan pencalonan capres mesti memenuhi ambang batas 2o persen kursi di parlemen dan 25 persen suara nasionall," ucapnya.
Baca Juga: Rocky Gerung: "Jika Anies-AHY Maju, Pilpres Selesai"
Ahmad Doli Kurnia Tandjung menerangkan, soal komunikasi politik tentu tidak akan terputus. "Ketika Golkar punya (bakal) capres dan membangun KIB (Koalisi Indonesia Bersatu). Tidak menutup kemungkinan untuk membangun koalisi. Jadi itu yang tentu kami harapkan bahwa komunikasi politik tidak akan berhenti," imbuhnya. [*]