Teraskabar.com - Skenario Ferdy Sambo terkait pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi (PC) istrinya, di Magelang. Membuat Bripka Ricky atau Bripka RR serang balik.
Serangan balik Bripka RR terkait dugaan pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi di Magelang di Magelang ternyata ada indikasi menutup kejadian di Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Menurut Pengacara Bripka RR alias Bripka Ricky, Erman Umar bahwasanya Bripka RR tidak melihat adanya pelecehan seksual terhadap istri Irjen Ferdy Sambo.
Sebab, kala itu Bharada E dan Bripka RR sedang mengantar makanan anak Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi ke SMA Taruna Nusantara.
Artinya Bripka Ricky alias RR tidak berada di rumah atau sedang di luar rumah, ucapnya menukil dari laman Berita Subang.
Setiba di SMA Taruna Nusantara, keduanya pun balik ke rumah Irjen Ferdy Sambo di Perumahan Cempaka Residen, Mertoyudan, Magelang atas permintaan PC via telepon selular.
Bripka RR tidak melihat ada orang di lantai satu rumah mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan atau Kadiv Propam Polri.
Lantas mereka naik ke lantai 2 melihat ART Susi duduk menangis. Bripka RR ke lantai dua itu ada Bharada Eliezer (Bharada E).
Sementara kondisi Kuat Ma'ruf menurut Erman atas pengakuan Bripka RR. Panik dan tegang, dan sempat bertanya ke Kuat apa yang terjadi.
Kuat Maruf (KM) mengatakan ia melihat Brigadir J di tangga dan langsung lari ketika ia tegur. ART Susi mendapat instruksi dari Kuat Maruf memeriksa kondisi Putri Candrawathi.
Baca Juga: 15,6 Juta Keluarga Miskin akan Dapat Kartu Sembako
Ini berdasarkan keterangan RR, Kuat dan Susi mendapati putri dalam keadaan kondisi tergeletak di kamar mandi lantai 2.
Adapun Brigadir J (Joshua) datang kembali hendak naik dan mau menjelaskan ke Kuat. Tetapi Brigadir J menangis, dan menghalangi menggunakan pisau.
"Ricky melihat Putri sudah berbaring di tempat tidur di dalam kamar lantai 2," kata Erman. Melihat itu atas persetujuan Kuat Maruf.
Bripka RR sempat bertanya kepada PC tapi tidak menjawab, hingga menanyakan posisi Brigadir J berada di mana.
Bripka Ricky sebelum memanggil Brigadir J, ia mengamankan dulu senjata Brigadir J bersama Bharada E di ruang kamar ADC lantai 1.
"Senjata berupa senjata panjang dan senjata pendek itu langsung diamankan ke kamar anak Sambo di lantai 2," terang Erman.
Brigadir J dan Putri Candrawathi Bertemu di Kamar 15 Menit
Masih terkait dengan soal cerita pelecehan Putri Candrawathi. Erman melanjutkan, usai mengamankan senjata, Ricky turun dan mencari Brigadir J dan di temukan di depan rumah.
Bripka Ricky juga sempat bertanya ke Brigadir J tentang apa yang sebenarnya terjadi. Namun Brigadir J mengaku tidak tahu alasan Kuat Maruf tiba-tiba marah kepadanya.
Bripka Ricky membujuk Brigadir J untuk bertemu Putri. Tak lama, Brigadir J akhirnya mau untuk bertemu Putri di kamar lantai 2.
"Sampai di kamar, Josua duduk di bawah lantai dan Putri tiduran di kasur. Bripka Ricky menunggu di luar kamar. Pembicaraan antara Yosua dan Putri tidak terdengar oleh Bripka Ricky," jelas Erman.
Setelah Brigadir Joshua keluar dari kamar, Ricky sempat bertanya kembali terkait peristiwa. Namun Brigadir J tak memberikan jawaban.
Usai kejadian pertemuan 15 menit di kamar Putri Candrawati, Brigadir J kemudian tidur satu kamar bersama Bharada E.
Sedangkan Bripka Ricky dan Kuat Maruf tidur di ruang tengah memakai kasur.
Komnas HAM pun ikut memojokkan Putri Candrawathi sebagaimana di sampaikan Ahmad Taufik Damanik.
Taufik Damanik menyampaikan bahwa ada dugaan penembak ketiga dalam tewasnya Brigadir J.
Dugaan tersebut berdasarkan sejumlah bukti dari otopsi ulang maupun uji balistik. Bukti-bukti menegaskan tidak hanya satu peluru yang mengenai tubuh Brigadir J.
"Tak mungkin dari senjata yang satu. Pasti dari lebih dari satu senjata, bisa lebih dari dua senjata. Makanya saya munculkan juga ada pihak ketiga," ujar Taufan Damanik.
Menurut Taufan, jika membaca keterangan Kabareskrim sebagai sebuah analisis, dugaan pihak ketiga itu sah-sah saja ia bilang.
"Tetapi sekali lagi saya ingin penyidik mendalami kemungkinan ada pihak ketiga," tegas Ahmad Taufan.
Ahmad Taufan melanjutkan, diduga penembak ketiga merupakan orang yang berada di lokasi saat kejadian penembakan Brigadir J.
Taufan Damanik pun membenarkan adanya peluang Putri Candrawathi ikut melakukan penembakan.
Iya termasuk Putri menembak. Makanya saya katakan juga berkali-kali saya mungkin dibaca mungkin record-nya (CCTV) diambil.
"Saya katakan saya belum begitu meyakini konstruksi peristiwa yang dibuat oleh penyidik sekarang, karena masih bergantung dari keterangan demi keterangan," jelas Ahmad Taufan.
"Kita mendorong penyidik ini untuk mendalami, jangan hanya terbatas kepada keterangan semata-mata. Mereka katakan ada bukti lain. Sebab begini, ada satu problem yang luar biasa yakni dihilangkannya CCTV di dalam rumah," lanjut Taufan Damanik.
Beberapa waktu lalu, Taufan pernah mengatakan bahwa pelaku penembakan Brigadir J atau Nofriansyah Yoshua Hutabarat bisa saja lebih dari dua orang.
Akan tetapi, Ahmad Taufan mengatakan, pelaku yang menembak dalam kasus ini masih dalam perdebatan lantaran bukti yang ada hanya diperoleh dari keterangan para pelaku.
"Saya kira nanti uji balistik senjata dan pembuktian macam-macam bisa membuktikan siapa sesungguhnya yang menembak, satu orang, dua orang atau mungkin bisa saja lebih dari dua orang," ujar Taufan.
Baca Juga: Polisi Tangkap Dalang Kerusuhan di Jayapura
Taufan mengatakan, saat ini yang paling penting adalah mengungkap peristiwa penembakan tersebut dengan terang benderang.
Komnas HAM, ujar Taufan, akan berfokus pada proses pengungkapan kasus pembunuhan Brigadir J sesuai dengan fakta yang sudah dikumpulkan. [*]