Teraskabar.com - Sebanyak 18.000 jiwa berpotensi stunting di Kota Payakumbuh, Sumatera Barat, hal itu kata Pj. Walikota Rida Ananda, Senin (26/9/2022). Sementara dari total data tersebut ada 470 jiwa butuh penanganan cepat.
Pj. Walikota Payakumbuh Rida Ananda mengatakan, data itu bersumber dari Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh. Berkaca dari data tersebut, pemkot berupaya agar dapat menangani stunting dengan baik di daerah.
"Untuk penanganan dan antisipasi stunting ini tidak hanya bertumpu kepada APBD. Tapi juga dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) yang ditujukan untuk masyarakat miskin," kata Rida Ananda melansir Antarasumbar.
Selain menurunkan angka prevalensi stunting di Payakumbuh, Pj. Wali Kota Payakumbuh Rida Ananda akan melakukan upaya pengendalian inflasi daerah dan percepatan realisasi APBD.
Bahkan, Rida Ananda sejak terangkat sebagai Pj. Walikota Payakumbuh, Jumat (23/9/2022). Ia menyatakan komitmen melaksanakan serta merealisasikan misi tersebut, sebagai tugas serta target dari pemerintah pusat maupun provinsi.
Pj. Walikota Payakumbuh Rida Ananda mengemukakan, bahwa terkait realisasi APBD, masing-masing OPD belanja melalui katalog lokal bukan lagi secara manual.
"Penggunaan produk dalam negeri saat ini dalam proses, agar masyarakat berbelanja dengan e-katalog lokal juga," ungkap Rida Ananda.
Selain menargetkan tugas dan tanggungjawab dari pusat maupun provinsi. Rida Ananda meneguhkan komitmen melanjutkan tugas Wali Kota Payakumbuh Riza Falepi dan Wakil Walikota Erwin Yunaz periode 2017-2022.
"Kita meneruskan program-program yang sudah ada. Perencanaan sudah mulai tahap Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2023, yang pembahasannya November ini," kata Rida.
Sebelumnya Wakil Presiden Ma’ruf Amin menegaskan, prevalensi stunting tahun 2022 harus turun 3 persen melalui konvergensi program intervensi spesifik dan sensitif yang tepat sasaran,
Mencapai target tersebut dengan melakukan pembentukan TPPS dan (penguatan) tingkat implementasinya hingga di tingkat rumah tangga melalui Posyandu.
Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin menyampaikan, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 oleh Kementerian Kesehatan, angka prevalensi stunting di Indonesia pada 2021 capai 24,4 persen atau menurun 6,4 persen dari angka 30,8 persen di 2018.
Baca Juga: Rida Ananda Resmi Jadi Pj Walikota Payakumbuh, Mahyeldi Masih Banyak Terbengkalai
"Pemerintah mempunyai target untuk menurunkan prevalensi hingga 14 persen di 2024. Itu artinya, kita harus menurunkan prevalensi sebesar 10,4 persen dalam 2,5 tahun ke depan, yang tentu saja ini menjadi tantangan bagi kita semua untuk mencapainya,” tuturnya saat rapat koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Pusat di Istana Wapres, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 6 Jakarta Pusat, Rabu (11/5/2022). [*]